WhatsApp Trendy Blue, “WhatsApp” Palsu Berakhir di Survei & Penipuan

WhatsApp Trendy Blue, “WhatsApp” Palsu Berakhir di Survei & Penipuan


WhatsApp Trendy Blue Palsu warna biru

Jika normalnya aplikasi WhatsApp didominasi ikon berwarna hijau, kini tengah beredar di dunia maya sebuah aplikasi bernama WhatsApp Trendy Blue berwarna biru yang harus diwaspadai. Aplikasi ini bukan versi resmi dari WhatsApp, namun akan berakhir pada survei dan penipuan.
Menggunakan nama situs whatsappblue.com, aplikasi ini berusaha memperdaya pengguna WhatsApp untuk berkunjung di situsnya dengan iming-iming akan menghadirkan pilihan baru untuk mengkustomisasi layanan pesan instan tersebut. Untuk mempercepat penyebarannya, pengguna yang ingin menggunakan aplikasi ini diharuskan untuk mengundang minimal 10 kontak yang akan menerima sebuah pesan rekomendasi untuk bergabung di lingkaran WhatsApp Trendy Blue, demikian laporan yang dilansir dari Panda Security (9/6/2015).
Bagi calon pengguna aplikasi WhatsApp Trendy Blue, pertama-tama akan diminta untuk memasukkan nomor teleponnya. Kemudian akan dilakukan sebuah proses verifikasi nomor telepon dengan tahapan serupa dengan aplikasi aslinya. Namun, calon pengguna tidak akan menjumpai kode registrasi yang biasanya dikirim oleh server WhatsApp saat pengguna mendaftar.
Lalu sebelum menyetujui permintaan pengguna, situs palsu tersebut akan meminta calon penggunanya untuk mengundang 10 teman WhatsApp dan 3 grup untuk ikut bergabung di aplikasi scam (penipuan) ini.
Setelah melakukan langkah-langkah yang diminta, ternyata pengguna tidak akan menemukan aplikasi WhatsApp Trendy Blue seperti yang dijanjikan, namun akan diberi survei dengan iming-iming sejumlah hadiah menarik. Survei tersebut, yang merupakan survei palsu, akan berisi berbagai pertanyaan tentang informasi pribadi.
Tidak seperti situs ‘jahat’ lainnya, komputer atau perangkat mobile milik pengguna tidak akan terinfeksi dengan malware atau virus tertentu. Tujuan kriminal atau penjahat cyber hanyalah mengumpulkan data pribadi pengguna dan menjualnya ke perusahaan marketing yang kemudian akan memenuhi perangkat tersebut dengan berbagai iklan atau membuat penggunanya berlangganan layanan dengan tarif premium yang benar-benar menguras kocek.

Komentar

Postingan Populer