cerpen persahabatan
Cerpen Ketika Sahabat Menjadi Musuh
Sumber: cerpenmu
Hai Sobat, Kalian masing-masing pasti mempunyai sahabat. Entah itu laki-laki atau perempuan, entah berapa banyaknya, satu atau dua, entah berapa jauh jarak umurnya dibandingkan kalian.
Sahabat, satu kata yang bermakna bagi kalian. Sahabat adalah teman sejati, biasanya kita berbagi curhat, rahasia, cerita, dan lain-lain kepada mereka, dan meminta mereka untuk menyimpan rahasia itu baik-baik agar tak diketahui orang lain.
TAPI,
Sahabat juga bisa berkhianat.
Ada pula sahabat yang awalnya bisa kita percaya, namun di belakang ternyata ia memberitahu semua tentang kita.
Tidak percaya? Baca cerita ini :
Sahabat, satu kata yang bermakna bagi kalian. Sahabat adalah teman sejati, biasanya kita berbagi curhat, rahasia, cerita, dan lain-lain kepada mereka, dan meminta mereka untuk menyimpan rahasia itu baik-baik agar tak diketahui orang lain.
TAPI,
Sahabat juga bisa berkhianat.
Ada pula sahabat yang awalnya bisa kita percaya, namun di belakang ternyata ia memberitahu semua tentang kita.
Tidak percaya? Baca cerita ini :
Hai, namaku Amy. Umurku 13 tahun, dan bersekolah di Junior High School 5 Cilacap. Saat ini, aku sedang ada dalam masa liburan panjang akhir semester. Hari Senin besok, aku akan naik ke kelas 8. Jadi, liburan panjang ini begitu membosankan bagiku.
Aku mempunyai sahabat perempuan, yang bernama Milly. Dia anak yang ramah. Awalnya, aku senang bersahabat dengannya. Karena dia dapat dipercaya, juga bukan mulut ember. Tapi lama-kelamaan, aku membencinya. Apalagi karena kejadian malam minggu kemarin.
Aku mempunyai sahabat perempuan, yang bernama Milly. Dia anak yang ramah. Awalnya, aku senang bersahabat dengannya. Karena dia dapat dipercaya, juga bukan mulut ember. Tapi lama-kelamaan, aku membencinya. Apalagi karena kejadian malam minggu kemarin.
Hari itu, aku sedang saling mengirim pesan dengan Milly dan Catherine. Aku bercerita banyak kepada Milly, bagaimana aku menyukai seseorang yang disitu kusebutkan namanya. Dan bagaimana orang itu menanggapi perasaanku dengan cara menyatakan perasaannya padaku tanggal 22 Juni kemarin. Milly sangat antusias, ia pun bertanya kepadaku akan hal itu. Satu-satunya hal yang kuingat adalah ini:
“Amy, kau sedang memikirkan Willy, benar?”
Ya, nama orang yang kusukai itu adalah Willy. Sewaktu kelas 7, ia satu kelas dengan aku dan Milly. Yah… entah apa yang mendorongku untuk menyukainya.
“Benar. Kau bisa tahu?” tanyaku.
Milly hanya tertawa kecil. “Tentu saja.”
Aku diam. Kemudian membalas pesannya, “Tapi kau janji jangan memberitahukannya kepada siapapun.”
“Oke,” ucap Milly agak berat hati. Setelah itu, kami menyudahi percakapan kami. Aku beralih mengirim pesan kepada Catherine.
“Hai, Cath.” sapaku terlebih dahulu.
“Hai, Amy. How are you?” tanya Catherine.
“Fine. Emm… how about masboy?” tanyaku kepada Catherine, menyebutkan julukan orang yang disukainya.
“Masbro? Emm… tadi malam, aku duduk di sebelahnya.” jawab Catherine senang.
“Wah, aku juga ikut senang.” ucapku sambil tersenyum.
“Ya, bagaimana hubunganmu dengan… hemm… Ricky?” tanya Catherine balik. Aku tertegun.
“Biasa saja, kau tahu.” jawabku sambil tertawa.
“Haha… bisa saja kau,” balas Catherine.
“Ehh, sudah dulu ya, pulsaku menipis,” ucapku.
“Oke, goodnight Amy.” ucap Catherine.
“Goodnight Cath.” balasku.
Aku pun memutuskan untuk tidur karena hari sudah terlalu malam.
“Amy, kau sedang memikirkan Willy, benar?”
Ya, nama orang yang kusukai itu adalah Willy. Sewaktu kelas 7, ia satu kelas dengan aku dan Milly. Yah… entah apa yang mendorongku untuk menyukainya.
“Benar. Kau bisa tahu?” tanyaku.
Milly hanya tertawa kecil. “Tentu saja.”
Aku diam. Kemudian membalas pesannya, “Tapi kau janji jangan memberitahukannya kepada siapapun.”
“Oke,” ucap Milly agak berat hati. Setelah itu, kami menyudahi percakapan kami. Aku beralih mengirim pesan kepada Catherine.
“Hai, Cath.” sapaku terlebih dahulu.
“Hai, Amy. How are you?” tanya Catherine.
“Fine. Emm… how about masboy?” tanyaku kepada Catherine, menyebutkan julukan orang yang disukainya.
“Masbro? Emm… tadi malam, aku duduk di sebelahnya.” jawab Catherine senang.
“Wah, aku juga ikut senang.” ucapku sambil tersenyum.
“Ya, bagaimana hubunganmu dengan… hemm… Ricky?” tanya Catherine balik. Aku tertegun.
“Biasa saja, kau tahu.” jawabku sambil tertawa.
“Haha… bisa saja kau,” balas Catherine.
“Ehh, sudah dulu ya, pulsaku menipis,” ucapku.
“Oke, goodnight Amy.” ucap Catherine.
“Goodnight Cath.” balasku.
Aku pun memutuskan untuk tidur karena hari sudah terlalu malam.
Keesokan paginya, aku membuka internet. Aku bermaksud untuk membuka Facebook. Aku log-in, kemudian melihat-lihat status di beranda. Dan! Ada sebuah status yang begitu menyindirku…
~ Milly Warren
Kok aku jadi sedikit ENVY yah begitu dengar Amy di t**b*k oleh Wi**y? Apa karena aku pernah menyukai Wi**y? Ah, entahlah O:)
“Apa-apaan ini!” aku membanting HPku seketika. Aku lupa jika aku sedang berpuasa. Karena saking kesalnya, aku pun menaruh komen di status Milly.
“Terlalu jelas, Mill.” ucapku sedikit kesal.
Aku benar-benar tak percaya. Milly Warren, seseorang yang selama ini ku anggap paling baik, paling ku percaya ternyata berkhianat. Katanya, ia tidak akan membocorkannya kepada siapapun. Tapi ini… PENGHINAAN!
Aku mencoba mengirim pesan kepada Catherine. Isinya:
“Kau telah berbohong, Milly.”
“Kenapa?” tanya Catherine.
“Kau lihat status Milly, dia menghinaku!” seruku kesal.
“Sudah biasa, Am. Kalau kau punya rahasia, jangan pernah memberitahukannya kepada Milly. Dia itu MULUT EMBER,” jelas Catherine yang sepertinya juga kesal.
Aku menyesal, sungguh menyesal telah memberitahukan rahasia itu kepada Milly. Mulai saat ini aku berjanji, tidak ingin mengenal Milly lagi
~ Milly Warren
Kok aku jadi sedikit ENVY yah begitu dengar Amy di t**b*k oleh Wi**y? Apa karena aku pernah menyukai Wi**y? Ah, entahlah O:)
“Apa-apaan ini!” aku membanting HPku seketika. Aku lupa jika aku sedang berpuasa. Karena saking kesalnya, aku pun menaruh komen di status Milly.
“Terlalu jelas, Mill.” ucapku sedikit kesal.
Aku benar-benar tak percaya. Milly Warren, seseorang yang selama ini ku anggap paling baik, paling ku percaya ternyata berkhianat. Katanya, ia tidak akan membocorkannya kepada siapapun. Tapi ini… PENGHINAAN!
Aku mencoba mengirim pesan kepada Catherine. Isinya:
“Kau telah berbohong, Milly.”
“Kenapa?” tanya Catherine.
“Kau lihat status Milly, dia menghinaku!” seruku kesal.
“Sudah biasa, Am. Kalau kau punya rahasia, jangan pernah memberitahukannya kepada Milly. Dia itu MULUT EMBER,” jelas Catherine yang sepertinya juga kesal.
Aku menyesal, sungguh menyesal telah memberitahukan rahasia itu kepada Milly. Mulai saat ini aku berjanji, tidak ingin mengenal Milly lagi
Komentar
Posting Komentar