Microsoft Windows

Microsoft: Windows 7 Tak Lagi Aman

Washington DC - Kendati Microsoft telah merilis Windows 10, tak dimungkiri pengguna sistem operasi Windows lawas masih banyak. Salah satu sistem operasi yang dikenal banyak memiliki pengguna setia adalah Windows 7.
Melihat kondisi tersebut, Microsoft kembali mengingatkan pengguna Windows 7 bahwa sistem operasi itu sudah terlalu lama. Microsoft menuturkan pengguna yang masih menggunakan sistem operasi itu rentan terkena serangan.
Melalui unggahan terbaru, Microsoft mengatakan Windows 7 merupakan platform lawas dengan sejumlah keterbatasan, baik dari sisi dukungan keamanan maupun hardware. Terlebih, dalam waktu dekat seluruh dukungan untuk sistem operasi itu juga akan dihentikan.
"Saat ini Windows 7 tak lagi memenuhi kebutuhan teknologi modern, termasuk untuk kebutuhan perangkat dengan keamanan tinggi," tutur Markus Nitschke, Head of Windows Microsoft Germany seperti dikutip dari Forbes, Minggu (22/1/2017).
Selain itu arsitektur keamanan platform ini sudah usang, sehingga pengguna yang menjalankan bisnis, kian rentan menjadi korban serangan siber. Biaya yang dikeluarkan juga lebih besar karena masalah kompabilitas sistem operasi ini tak lagi bisa diandalkan.
Sejumlah perusahaan manufaktur juga telah menyetop pembaruan dukungan driver untuk Windows 7. Microsoft pun telah mengumumkan batas terakhir dukungan untuk sistem operasi tersebut adalah Januari 2020.
Di sisi lain, Microsoft memang tengah berupaya menggenjot jumlah pengguna Windows 10. Bahkan, dalam sebuah kesempatan Chief Marketing Officer Microsoft Chris Capossela mengakui cara perusahaan untuk mendorong pertumbuhan itu terbilang agresif.
Hal itu membuat banyak pengguna Windows 10 melayangkan kritik, sebab pembaruan dilakukan dengan 'memaksa' pengguna. Tak hanya itu, ukuran file yang kelewat besar dengan durasi cukup sering, juga membuat pengguna kewalahan.
Karena itu, Microsoft menawarkan solusi untuk membuat file unduhan update Windows menjadi lebih kecil. Perusahaan berbasis di Redmond itu menyiapkan 'Unified Update Platform', yang menawarkan ukuran pembaruan lebih ringkas.

Microsoft dan Qualcomm Suntik Dana ke Perusahaan Keamanan Israel


Jakarta - Anak usaha Microsoft dan Qualcomm telah menyuntikkan dana ke Team8, startup Israel di bidang keamanan siber.
Team8, yang juga mengumumkan kemitraan strategis dengan Citi untuk membantu mengembangkan produknya pada Senin (9/1/2017), mengatakan, pendanaan terbaru ini meningkatkan jumlah pendanaan secara total menjadi lebih dari US$ 92 juta.
Investor lainnya meliput Cisco, AT & T, Accenture, Nokia,Temasek, Mitsui, Bessemer Venture Partners, dan Innovation Endeavors and Marker LLC.
Diketahui, angka serangan siber mencapai sekitar 20.000 pekan pada dua atau tiga tahun lalu, tetapi kini meningkat menjadi 600.000-700.000 serangan. Demikian diungkapkan oleh Yoram Yaacovi, General Manager Pusat Pengembangan Microsoft Israel, sebagaimana dikutip dari Venture Beat, Rabu (11/1/2017).

"Sebagian besar startups yang didirikan (di bidang keamanan siber), tidak akan mampu bertahan lama hingga akhir," tutur Nadav Zafrir, CEO Team8, yang juga merupakan mantan komandan tentara Israel unit teknologi dan kecerdasan, pada saat konferensi pers.Israel memiliki sekitar 450 startups di bidang keamanan siber dan 20 persen di antaranya telah mendapat suntikan dana. Di satu sisi kebutuhan untuk keamanan siber tumbuh cepat, tetapi di sisi lain penyebaran semua startups itu berarti pula bahwa mereka mesti bersaing di subsektor di bidang garapan mereka.
Ia mengatakan optimistis terhadap mitra Team8 dan rencananya yang kuat untuk membangun sebuah portofolio teknologi yang memberikan keunggulan berbeda. Team8 menegaskan Microsoft telah menjadi investor sejak Juni lalu.
"Harapan investor kami adalah membangun perusahaan independen yang akan memimpin sektor mereka," ujar Zafrir lebih lanjut.
Israel memiliki industri teknologi tinggi mapan, yang menggunakan keterampilan pekerja terlatih di sektor militer dan intelijen. Keringanan pajak dan pendanaan pemerintah telah mendorong startup dan juga menarik para investor dari luar negeri.


Pilih Google Chrome atau UC Browser?

Jakarta - Halo, Tekno Liputan6.com! Nama saya Muhammad Rifki Bahtiar. Saya pengguna Lenovo A2010. Browser apa yang paling cocok untuk ponsel saya? Terima kasih!
__
Halo, Rifki! Terima kasih banyak atas pertanyaannya. Untuk mengetahui browser mana yang pas untuk ponsel kamu, sebaiknya kamu langsung mengetes keduanya saja! Caranya mudah kok.
Di masing-masing browser, buka http://html5test.com/. Laman tersebut menyediakan pengetesan browser dengan sejumlah indikator penilaian. Hasil pengetesan bisa langsung diketahui dalam waktu sangat cepat.
BACA JUGA...
Sebagai contoh, kami mencoba mengakses laman tersebut via Google Chrome dan UC Browser di ponsel Hisense Pureshot Plus. Hasil pengujian menunjukkan, Google Chrome mampu meraih skor 508 dari skor maksimal 555. Skor itu berarti performa Google Chrome di Hisense Pureshot Plus terbilang bagus.
Adapun UC Browser mencapai skor 346.
Namun perlu digarisbawahi pula, performa bukan satu-satunya pertimbangan dalam memilih browser.
Melihat perbandingan antara Google Chrome dan UC Browser, misalnya, UC Browser bisa dibilang punya fitur bawaan (native) yang tak ada di Google Chrome. Fitur-fitur itu adalah agregator berita UC News, modus malam (night mode), speed mode, Facebook Mode, screen shot, clipboard, dan QR Scanner.
___

Komentar

Postingan Populer